JarakPandang.com – Dengan memilih aperture pada f-stop kecil – misal f/11, f/16, f/22, atau lebih – berarti kita telah mengatur kamera pada aperture bukaan sempit. Hampir semua lensa – lensa standar maupun lensa premium – memiliki pilihan untuk aperture bukaan sempit. Umumnya, aperture bukaan sempit dipaki di studio, foto landskap, interior, dan arsitektur.
Di studio yang dilengkapi lampu berkekuatan besar, aperture sempit sering digunakan untuk karena adanya keterbatasan kecepatan sinkronisasi pada kamera. Kecepatan sinkronisasi (synch speed) adalah kecepatan shutter tercepat yang dapat digunakan pada saat pemotretan dilakukan dengan menggunakan lampu flash/lampu studio. Nilainya tergantung dengan tipenya.
Pada kebanyakan kamera model baru, kecepatan sinkronisasi sekitar 1/250 detik. Dengan lampu kilat, Anda boleh memotret dengan menggunakan kecepatan shutter di bawah kecepatan sinkronisasinya. Kalau lebih cepat, maka pencahayaan menjadi tidak sempurna.
Pada pemotretan landskap, aperture sempit digunakan untuk mendapatkan ruang tajam (depth of field/DOF) yang lebar. Tujuannya agar semua elemen dalam pemandangan – dari mulai yang dekat sampai yang terjauh dengan kamera – terlihat tajam.
Selain itu, dengan menggunakan aperture bukaan, kita dapat menciptakan efek bintang pada sumber cahaya. Setiap lensa memiliki karakter berbeda dalam menghasilkan efek bintang dari bukaan aperture sempit. Karena lensa-lensa premium yang mahal dirancang untuk memiliki cacat optik yang minimal, seperti flare dan ghosting yang rendah, efek bintang yang dihasilkan justru minimal. Lensa standar yang berharga murah seringkali malah dapat memberikan efek bintang yang lebih menarik.