JarakPandang.Com – Apa yang bisa membuat suasana hati kita jadi buruk saat pergi memotret? Salah satu jawaban yang bakal sering ditemui pasti masalah cuaca yang buruk. Apalagi, kalau kita sudah pergi jauh, mengatur perjalanannya sudah lama, ongkosnya pun tidak sedikit.
Bayangan foto dengan warna-warna cerah dengan pemandangan langit yang menawan yang pernah dilihat di kartu pos atau internet tiba-tiba saja harus lenyap. Jauh dari yang diharapkan. Menyerah! Batal dari rencana motret? Kalau itu jadi pilihannya, sungguh sayang sekali, bukan?
Kalau kejadian ini kita mengalaminya sendiri, ada satu kutipan di dunia fotografi yang bisa kita percayai, yang bisa digunakan untuk membangkitkan kembali gairah motret itu kembali. “Bad Weather is A Good Weather”. Cuaca buruk adalah sebaik-baiknya cuaca yang bisa digunakan untuk memotret. Foto di bawah ini bisa jadi contohnya.
Di saat cuaca buruk, mendung misalnya, kita memang akan dihadapkan pada masalah saturasi warna yang turun serta kontras yang rendah. Foto yang dihasilkan karakter eksposur cenderung kusam, warnanya menjadi pudar.
Yang jadi pertanyaan, apakah foto yang baik harus selalu dibuat dengan eksposur yang terang dan warna-warna yang cerah? Tidak. Ada banyak hal yang membuat foto dikatakan baik serta membuatnya tetap menarik walaupun eksposurnya tidak terang dan warnanya kurang cerah. Saat terkendala oleh cuaca, kita masih bisa memperkuat foto yang dibuat dengan pilihan komposisi, sudut pemotretan, atau muatan cerita dalam foto tersebut.
Bahkan, saat foto yang diambil di kondisi cuaca buruk dieksekusi dengan tetap, foto yang dihasilkan bisa punya “mood” yang kuat. “Mood” bisa dirasakan oleh orang lain hanya dengan melihat foto tersebut.
Jadi, tetap jaga gairah motret. Walaupun cuacanya buruk, kita masih bisa membuat foto-foto yang menarik. Jangan mudah menyerah. Yang penting, banyak-banyaklah berlatih bagaimana memilih sudut pemotretan dan membuat komposisi foto dengan baik.