JarakPandang.Com – Kemunculan kamera digital dan smartphone telah menjadi terobosan besar di dunia fotografi. Membuat segalanya jadi lebih mudah untuk berkarya, leluasa merekam apa saja yang ada di depan mereka. Positifnya, lahirlah orang-orang yang makin mahir berfotografi. Bahkan, tidak sedikit pelaku amatir yang foto-fotonya lebih baik dibanding fotografer profesional sekalipun.
Ada foto yang disimpan sendiri, tapi banyak juga foto yang kemudian dipamerkan ke orang lain secara online, lewat blog atau media sosial.
Buat kita yang lagi belajar foto dapat mengambil keuntungan dari banyaknya foto yang berdera tersebut. Kita dapat belajar banyak dari foto-foto yang bisa diakses secara gratis tersebut. Yang penting, kita tahu bagaimana cara membaca foto tersebut supaya bisa mengambil pelajaran darinya. Melihat, mengevaluasi, dan menilai foto adalah cara yang efektif untuk meningkatkan keahlian fotografi.
Dimulai dari kebiasaan melihat foto-foto berkualitas, secara perlahan mata kita dilatih untuk lebih sensitif, lebih jeli, dan lebih kritis dalam melihat sesuatu. Kritis dalam melihat foto penting ketika kita ingin mempelajari apa yang menarik dari foto itu, nilai yang ingin disampaikan, dan mengapa foto dibuat seperti itu.
Terus, bagaimana cara membaca sebuah foto? Pendekatan berikut ini bisa digunakan untuk mengevaluasi dan menilai sebuah karya foto.
Pertama, pelajari apakah foto tersebut dibuat dengan cara Setup Shot atau Spontaneous Shot. Setup Shot adalah proses pemotretan di studio, foto potrait, atau landskap, di mana fotografer dapat mengendalikan secara penuh situasi selama pemotretan. Spontaneous Shot adalah foto yang diambil secara candid, sebagian besar fotografi alam liar, foto jurnalistik, foto olahraga, dimana fotografer tidak bisa mengendalikan proses pemotretan secara penuh.
Ketika fotografer memiliki kontrol penuh selama pemotretan, jangan terlalu menilai foto dari teknik pengambilan gambarnya. Utamakan menilai konsep yang ingin disampaikan. Kontrol dapat berupa pemakaian sumber cahaya tambahan, atau pengaturan pose subjek, atau pemilihan angle yang lebih leluasa, dan sebagainya. Jika gambar diambil secara spontan, maka evaluasilah teknik pengambilan gambarnya dengan teliti. Berusahalah untuk mencari tahu apakah fotografer itu telah membuat fototerbaik yang mungkin dilakukan pada situasi tersebut.
Kedua, cari tahu Point of Interest/POI serta makna yang ingin disampaikan fotografer dalam foto tersebut. POI mudah dikenali karena tampilannya yang menonjol. Akan tetapi, untuk gambar yang dibuat berdasarkan ide – yang bertujuan untuk menyampaikan suatu pesan, sehingga gambar itu memiliki makna khusus – diperlukan usaha lebih keras untuk dapat memahaminya. Terkadang, foto yang sangat bermakna, yang diambil dalam momentum yang sangat singkat tidak harus dieksekusi dengan teknik yang sempurna.
POI yang menonjol bakal membuat foto memiliki daya tarik visual yang kuat. Daya tarik visual biasanya diwujudkan dalam bentuk serta rupa yang indah. Akan tetapi, hal itu bukanlah sebuah keharusan. Keindahan itu sifatnya subjektif. Sekali lagi, daya tarik sebuah gambar dapat dilihat dari maknanya, daya tarik visualnya, atau keduanya.
Ketiga, mengevaluasi teknik pemotretannya. Seberapa baik teknik pemotretan yang dilakukan oleh fotografer tersebut. Bagaimana pengaturan eksposur, pengaturan fokus, pengaturan komposisinya, penambilan sudut pemotretannya, dan lain sebagainya.
Teknik pemotretan penting dan itu menjadi kemampuan dasar yang wajib dikuasai oleh semua fotografer. Tapi, perbedaan antara fotografer Andal dengan fotografer biasa adalah kejelian mata mereka dalam melihat dan memaknai sesuatu. Dengan sedikit ketekunan, seseorang dapat meningkatkan teknik pengambilan gambar mereka. Namun, kejelian dalam melihat sesuatu dan membaca makna sangat berkaitan dengan pengetahuan, pengalaman, rasa, dan emosi orang tersebut. Banyak sekali gambar yang diambil dengan teknik pemotretan yang sempurna. Akan tetapi, karena gambar itu tidak mengandung makna yang dalam, maka gambar itu tidak lagi menarik untuk dievaluasi.
Ingat! Teknik pemotretan bersifat pilihan. Fotografer andal selalu dapat menentukan pilihan kreatif untuk setiap situasi yang terbilang sulit. Pengaturan bukaan aperture lebar untuk mempersempit ruang tajam (depth of field/DOF) adalah pilihan. Penggunaan kecepatan shutter lambat juga pilihan. Penggunaan sudut pemotretan rendah (low angle) juga pilihan. Pilihan tersebut bisa berbeda disesuiakan dengan kondisi saat pemotretan.
Waktu mengevaluasi teknik pemotretan, yang terpenting adalah mencari tahu mengapa pilihan itu dilakukan.