Di fotografi, objek tiga dimensi divisualisasikan menjadi gambar dua dimensi. Hal tersebut membuat foto pasti kental dengan unsur garis sebagai elemen visual penyusunnya.
Ketika bicara soal garis di komposisi foto kita tidak hanya berbicara tentang bentuk garis secara mutlak. Garis tersebut bisa berbentuk garis imajiner. Garis yang muncul dari objek-objek, seperti gedung, batang pohon, jalan, pembatas jalan, pagar besi di jembatan, permukaan laut, tiang listrik, dan masih banyak lagi.
Dalam komposisi foto, garis memiliki banyak manfaat. Misal, efek keystoning, dua garis sejajar yang jaraknya makin jauh dengan lensa akan terlihat makin merapat bertemu di satu titik. Efek yang timbul adalah kesan kedalaman, ada kesan perbedaan jarak dari objek tersebut.
Dengan mempertimbangkan secara matang area terang (highlight) dan area gelap (shadow), garis dapat dimanfaatkan untuk menciptakan kesan tiga dimensi. Dalam hal ini, garis dimanfaatkan sebagai pembagi antara kedua area tersebut.
Garis pun dapat menentukan “mood” gambar. Garis vertikal, horisontal, diagonal, dan melengkung dapat menciptakan mood yang berbeda. Garis vertikal memiliki kesan tegar dan kesetaraan. Garis horisontal bisa menimbulkan kesan damai dan tenang. Kesan seperti ini terlihat sekali pada foto landskap yang kebanyakan berformat horisontal. Garis diagonal mewakili kesan bergerak dan dinamis. Sedangkan, garis melengkung dapat menciptakan kesan lembut dan anggun.