JarakPandang.Com – Bicara soal komposisi foto, dari sekian banyak literatur tentang fotografi yang ada kita masih lebih banyak diarahkan pada pembelajaran komposisi dalam ranah visual saja. Bagaimana membaca serta menempatkan elemen visual dalam bingkai foto saja. Sedikit sekali, diskusi, pembelajaran tentang komposisi fotografi yang melihat dari sudut pandang lain. Misal, bagaimana membuat komposisi foto supaya lebih bercerita.
Gagasan pada tulisan ini bukan saya dapat dari buku tertentu. Atau, saya mungkin yang sudah lupa. Ini hanya hasil olah pikir. Bisa saja salah, tapi tidak ada ruginya kalau kita jadikan sebagai bahan berbagi dan diskusi. Tentang, bagaimana membuat komposisi sebuah foto cerita?
Dalam bercerita, hal yang menurut saya sangat penting yang tidak bisa dilewatkan adalah konteks apa dibalik cerita tersebut. Apa latar belakangnya, siapa-siapa saja pelakunya, apa hubungan antar subjek dan objek di balik foto tersebut.
Saat jalan-jalan di daerah Bendungan Hilir, tepatnya di Taman Singkarak, saya sempat mengabadikan sebuah ayunan kayu rusak yang menjadi fasilitas di taman tersebut. Kalau hanya melihat dari kacamata fasilitas umum yang rusak, saya tidak akan tertarik. Itu sudah hal yang jamak. Kita bisa menemukan itu di banyak tempat.
Pertama, yang membuat saya tertarik, ayunan kayu rusak tersebut dikelilingi oleh pavling blok melingkar dengan cat yang masih baru. Kedua, di waktu itu kebetulan lagi ramai-ramainya berita soal Ahok, Gubernur DKI waktu itu, yang sedang membanggakan APBD DKI yang naik menyentuh angka 58 Trilyun setahun.
Alasan kedua inilah yang telah menjadi konteks yang memicu saya untuk menyuarakan sesuatu, berbicara lewat foto tersebut.
Ayunan kayu tersebut mewakili fungsi utama Taman Singkarak sebagai bagian dari Ruang Publik Terpadu Ramah Anak, ruang bermain untuk anak. Sungguh disayangkan, ayunannya justru rusak. Tapi, tampilan di sekelilingnya secara dekoratif cantik karena cat-catnya baru.
Dalam konteks besarnya APBD DKI waktu itu, rupanya dana besar itu belumlah menyentuh ke fungsi-fungsi dasar pemanfaatan dari sebuah rencana anggaran. Manfaat apa yang dihasilkan tidak penting, yang penting terserap. Karena itu, dipilihlah judul “Skala Prioritas” untuk foto tersebut.
Akhirnya, ruang ini pun kosong. Tidak menghadirkan keceriaan sedikitpun bagi anak-anak yang seharusnya menjadi tujuan utama mengapa taman ini ada.
Walaupun secara visual terbilang sederhana, mungkin biasa-biasa saja. Tapi, di saat ditanya apa yang menarik dari foto ini, karena punya dan paham konteksnya, saya pun bisa berbicara banyak tentang foto ini.
Mungkin ada yang bertanya, apakah konteks di balik foto harus selalu memiliki nilai berita yang tinggi? Jawabannya, tidak harus. Mempunyai cerita yang sangat kuat yang mampu menggugah nurani orang lain? Tidak juga. Konteks tersebut bisa saja sangat personal. Bahkan, bisa saja berupa hal-hal kecil dalam kehidupan sehari-hari.
wah menarik sekali ya