JarakPandang.com – Foto objek bergerak tidak harus dibekukan. Kalau semua harus “freeze”, beku, foto yang dihasilkan pasti akan monoton, membosankan. Adakalanya kita bisa memotret dengan kecepatan shutter lambat (30 detik, … , 2 detik, 1 detik, ½ detik, ¼ detik, 1/8 detik) untuk memberikan efek tertentu pada foto.
Long Exposed
Teknik ini biasa digunakan oleh penyuka foto landskap, pemandangan. Memotret dengan kecepatan shutter 2 detik hingga 30 detik. Bahkan, penyuka foto star trail bahkan ada yang memotret dengan waktu hingga 30 menit untuk satu foto.
Selain kamera, memotret dengan teknik ini perlu bantuan tripod dan shutter release. Kalau motretnya siang hari, perlu ditambah filter Neutral Density (ND) untuk bisa menurunkan kecepatan shutter hingga 30 detik.
Teknik Panning
Dengan kecepatan shutter lambat, ½ detik sampai 1/8 detik, kamera digerakkan mengikuti arah gerakan objek. Objek yang bergerak tersebut akan menjadi tajam, objek di sekelilingnya yang diam justru akan menjadi blur.
Kunci penggunaan teknik ini gerakan kamera harus selaras dengan gerakan objeknya. Tidak boleh lebih cepat atau lebih lambat. Pilihan kecepatan shutter-nya tergantung dari kecepatan gerak objek tersebut. Untuk panning orang berjalan perlu kecepatan shutter ½-1/4 detik. Tapi, untuk orang naik motor kecepatan shutter-nya bisa 1/8-1/10 detik.
Memberi Efek Dinamis
Berbeda dengan video yang bisa merekam gerakan hingga 5-20 detik, bahkan lebih, foto hanya bermain satu frame saja.
Satu-satunya cara manambahkan efek dinamis, efek gerakan pada foto dengan menggunakan kecepatan shutter lambat. Conothnya adalah foto di bawah ini. Dengan kecepatan shutter ¼ detik, gerakan kain penari menjadi blur, ada kesan gerakan pada foto ini. Foto pun terkesan lebih dinamis, lebih hidup.