JarakPandang.com – Mata manusia terbiasa melihat segala sesuatu yang berwarna. Hal ini membuat sebagian besar orang menilai bahwa gambar berwarna lebih menarik daripada gambar hitam-putih.
Tidak hanya mewakili realitas subjek, warna juga berperan menciptakan efek psikologis pada foto. Seseorang dapat merasakan “kesan” berbeda dari foto dikarenakan pilihan warnanya. Karena alasan tersebut, efek psikologis warna sering digunakan untuk membantu menciptakan nuansa (mood) tertentu pada foto.
Berdasarkan spektrumnya, warna merah, oranye, dan kuning adalah warna-warna yang sangat mencolok. Kalau warna-warna ini ditonjolkan, objek dengan warna tersebut akan tampak lebih besar dan berat dari aslinya. Sedangkan warna dari spektrum lain – hijau, biru, indigo, dan violet – memiliki kesan sejuk, tenang, dan santai.
Warna cerah atau terang, seperti merah dan kuning juga dapat memberikan kesan kegembiraan, semangat, dan keberanian. Warna putih mengesankan kelembutan, kesucian, dan kasih sayang. Sedangkan warna-warna muda – biru muda dan toska – memberikan kesan kelembutan dan ketenangan. Kesan-kesan inilah yang dimaksud sebagai efek psikologis warna.
Di lapangan, elemen warna sangat kompleks. Menciptakan foto berwarna yang menarik secara visual relatif lebih sulit. Karena itu, kita perlu banyak melatih mata untuk menilai situasi seperti apa yang membuat warna tertentu dapat terlihat menonjol, bagaimana memilih dan membatasi banyaknya warna dalam satu gambar, atau bagaimana cara mengisolasi warna tertentu supaya tidak menganggu tampilan gambar secara keseluruhan.
Kadangkala, untuk membuat gambar yang menarik diperlukan satu warna yang mencolok atau lebih. Karena itu, perpaduan antar warna dalam satu frame gambar harus direncanakan dengan baik. Baik itu warna pada subjek utama, di latar belakang, di latar depan, maupun warna yang terdapat pada objek pendukung.